Saya ingin mengajak Anda untuk mengenali dengan baik
dasar-dasar sebuah lagu, dimulai dari lirik. Bila Anda belum memahami
lirik, tentu saja Anda akan kesulitan mencari lirik yang pas untuk lagu
Anda.
Sama seperti ketika Anda melakukan perjalanan. Anda bawa
peta, tapi Anda bingung tujuan Anda kemana. Akibatnya, peta itu pun
menjadi tidak berguna selama Anda tidak tahu tujuan Anda.
Nah, oleh karena itu, saya akan menjelaskan definisi
lirik: apa itu lirik, apa fungsinya dalam sebuah lagu dan bagaimana
kriteria lirik yang “sempurna”. Dengan memahami definisi ini, Anda akan tahu tujuan Anda ketika menulis lirik sehingga tidak lagi kebingungan saat mencari lirik yang pas untuk lagu Anda.
Menurut definisi Wikipedia, lirik adalah:
… a set of words that make up a song, usually consisting of verses and choruses. The meaning of lyrics can either be explicit or implicit.
Terjemahannya:
… serangkaian kata-kata yang menyusun sebuah lagu, umumnya terdiri dari verse dan chorus. Arti dari lirik bisa disampaikan secara tersurat atau tersirat.
Dalam bukunya “Secrets of Songwriting”, Profesor Gary Ewer menulis:
A good lyric is usually one that says what it needs to in the most succinct way.The importance of a weighty lyrics, though, depends on the purpose of the song. There are individuals and groups that produce songs with deep, insightful lyrics that can profoundly impress an audience. There are other composers writing songs where the main purpose is to get the listener dancing, and the lyric is about as deep as a mud puddle.Developed properly, a good lyric will pull the listener along and keep them listening. A lyric that feels emotionally disorganized will simply sound “whiny” and “complainy”.The best response will be if listeners find themselves saying, “Hey, I’ve been there!”
Terjemahannya:
Lirik yang bagus umumnya adalah lirik yang mengatakan apa yang perlu dikatakan dengan cara yang paling ringkas.
Namun, pentingnya sebuah
lirik yang berbobot bergantung kepada tujuan lagunya. Ada individu dan
grup yang menghasilkan lagu-lagu dengan lirik yang bermakna dalam yang
bisa memukau pendengarnya. Ada juga penulis lagu lain yang punya tujuan
utama membuat pendengarnya berdansa, dan liriknya bermakna sangat
dangkal, sedangkal genangan air.
Lirik yang dikembangkan
dengan sempurna akan menarik pendengar dan membuat mereka terus
mendengar. Lirik yang terasa berantakan secara emosional akan terdengar
seperti “merengek” atau “mengeluh”.
Respon yang terbaik adalah saat pendengar berkata, “Hei, aku pernah berada disana!”
Sebenarnya, dari penjelasan Prof. Ewer sudah sangat
akurat untuk menjelaskan apa itu lirik dan apa tujuannya. Tetapi, untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas, maka saya menggabungkan kedua
definisi diatas.
Hasilnya adalah bisa Anda simpulkan bahwa lirik secara umum adalah:
- Kata-kata dalam sebuah lagu
- Umumnya (tapi tidak selalu) terdiri dari verse dan chorus
- Mengandung makna yang bisa disampaikan secara tersurat (eksplisit) atau tersirat (implisit)
Dan lirik yang bagus atau “sempurna” adalah yang:
- Bisa menyampaikan maknanya dengan cara yang ringkas
- Bobotnya bergantung kepada tujuan lagu (apakah ingin bermakna dalam atau dangkal)
- Mampu menarik pendengar untuk mendengar dan terus mendengar
- Tidak berantakan secara emosional (tersusun secara rapi)
- Mampu membuat pendengar berkata, “Lagu ini gue banget!”
Jadi, sebetulnya dengan Anda memenuhi ketiga kriteria
lirik secara umum diatas, Anda sudah selesai. Namun, bila Anda ingin
membuat lagu yang punya nilai komersial lebih, maka penuhilah kelima
kriteria lagu sempurna di atas.
Perlu saya garis bawahi disini, maksud lirik yang “sempurna” bukanlah lirik yang sempurna secara tata bahasa. Lirik yang sempurna adalah yang bisa menyampaikan makna lagu dengan sempurna kepada pendengar Anda.
Dengan kata lain, lirik yang sempurna memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk berkomunikasi.
Konsekuensinya adalah: lirik yang sempurna bisa saja
berantakan (secara tata bahasa), asal dia memenuhi tujuannya untuk
menyampaikan maknanya secara sempurna. Pendengar dengan jelas mengerti
apa yang ingin Anda sampaikan, dan bisa merasakan emosi yang sama dengan
yang Anda rasakan ketika membuat lirik itu.
Analoginya: bisa saja antara dua orang sahabat
berkomunikasi menggunakan bahasa “gue elu” dan istilah-istilah gaul yang
tidak resmi, tapi mereka lebih saling mengerti dibanding bila mereka
menggunakan bahasa resmi “saya Anda” dan tata bahasa ejaan yang
disempurnakan.
Sekali lagi: terlepas dari apakah lirik Anda
berantakan atau rapi (secara tata bahasa), lirik Anda harus memenuhi
tujuannya, yaitu memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk berkomunikasi.
Memahami tujuan ini punya manfaat ekstra: karena Anda
sudah tahu tujuan Anda apa, Anda juga bisa tahu kapan Anda sudah
“selesai” membuat lagu Anda – yaitu ketika lagu Anda sudah memenuhi
tujuannya atau belum.
Sekarang Anda memahami tujuan lirik yang Anda tulis.
Selanjutnya, saya akan menjelaskan tentang masing-masing kelima poin
yang menjadi kriteria lagu yang sempurna sebagai berikut:
1. Bisa menyampaikan maknanya dengan cara yang ringkas
Berbicara tentang menyampaikan makna dengan ringkas, saya jadi teringat sebuah kutipan dari penulis Nathaniel Hawthorne:
"Easy reading is damn hard writing."
Artinya, untuk membuat suatu karya tulis gampang dibaca,
dibutuhkan cara menulis yang susah. Rasanya terbalik bukan? Bukannya
untuk membuat tulisan yang gampang dibaca itu gampang?
Tidak, membuat suatu karya tulis gampang dibaca itu
tidak mudah. Butuh kemampuan menulis yang sangat fasih. Hal ini bisa
Anda buktikan dengan pertanyaan yang sederhana:
Apakah Anda selalu bisa membuat lawan bicara Anda
memahami maksud Anda dengan sempurna? Berapa kali Anda harus mengulang
pernyataan Anda hingga lawan bicara mengerti maksud Anda?
Betul, memang ada sebuah “jembatan” atau “jurang” yang
terjadi ketika Anda berkomunikasi dengan orang lain. Jembatan atau
jurang ini juga terjadi ketika Anda menulis lagu, terutama ketika proses
mencari kata-kata yang tepat untuk menjembatani antara makna yang ingin
Anda sampaikan kepada lawan bicara Anda (atau dalam hal ini, pendengar
Anda).
Untuk bisa mengembangkan kemampuan berkomunikasi ini
dibutuhkan usaha seumur hidup. Tidak ada satu “teknik” yang bisa menjadi
jalan pintas. Anda harus mempelajari dan menerapkannya setiap hari
dalam setiap komunikasi Anda dengan orang lain.
Namun, ada satu “strategi” umum yang bisa Anda gunakan untuk membuat tulisan atau lirik Anda lebih mudah dibaca: yaitu dengan cara mengurangi bagian-bagian yang tidak penting.
Inilah yang membuatnya susah: bukannya menambahkan, Anda
justru harus mengurangi apa yang sudah Anda tulis. Kurangi kata-kata
yang hanya sekedar mengulang kalimat sebelumnya. Kurangi kata-kata yang
sekedar Anda tambahkan karena Anda bingung mau menulis apa lagi.
Dengan mengurangi bagian-bagian yang tidak penting, Anda
akan mendapatkan bagian-bagian yang paling penting, sehingga
tercapailah tujuan Anda untuk menyampaikan makna dengan cara yang
ringkas.
2. Bobotnya bergantung kepada tujuan lagu (apakah ingin bermakna dalam atau dangkal)
Kembali ke buku “Secrets of Songwriting” yang ditulis Prof. Ewer, soal bobot lagu beliau menulis:
Good text is vital to a good song. Good text doesn’t mean that it has to be a stunning poem. Good text means that it does what it was meant to do. Some text is extremely simple, and that simplicity may be exactly what the song needs.Complexity in music is not necessarily a drawback. But losing your audience is.
Artinya:
Kata-kata yang bagus sangat
penting untuk membuat lagu yang bagus. Namun, kata-kata yang bagus bukan
berarti kata-katanya bagaikan karya puisi yang memukau. Kata-kata yang
bagus artinya kata-kata tersebut menunaikan tugasnya dengan baik. Ada
kata-kata lagu yang sangat sederhana, dan bisa jadi kesederhanaan itu
yang dibutuhkan dalam lagu.
Sebaliknya, kerumitan dalam
musik bukan berarti hal yang buruk. Hal yang buruk adalah kehilangan
pendengar Anda akibat kata-kata yang terlalu rumit (atau terlalu
sederhana).
Makanya saya tidak pernah pakai istilah lirik yang bagus. Saya menyebutnya lirik yang pas.
Bisa Anda lihat, kata-kata (atau bobot lagu) sangat
dipengaruhi tujuan semula Anda membuat lagu. Apakah Anda ingin mengajak
pendengar untuk memikirkan sesuatu yang serius seperti kritik sosial
(mirip lagu-lagunya Iwan Fals)? Ataukah Anda ingin mengajak pendengar
Anda untuk sekedar melepaskan beban hidup dan berdansa sebentar (seperti
lagunya Dimas Beck ft. Dewi Sandra)?
Apapun tujuan lagu Anda, Anda harus membuat kata-kata
lirik yang sesuai dengan bobot lagunya. Lirik yang serius untuk lagu
yang serius dan lirik yang ringan untuk lagu yang ringan. Hal ini Anda
lakukan supaya Anda tidak kehilangan pendengar Anda.
3. Mampu menarik pendengar untuk mendengar dan terus mendengar
Saya berusaha mencari literatur atau referensi yang
menjelaskan kriteria ini lebih luas, tapi sampai sekarang saya belum
menemukannya. Karena itu, saya akan menjelaskannya secara anekdot (dari
cerita dan pengalaman hidup).
Sebenarnya, ini adalah salah satu kriteria yang secara
tidak sadar sering diabaikan oleh member-member Klub Menulis Lagu.
Ketika mereka memposting lagu karya mereka, saya membaca liriknya dan
mendengar lagunya dan berpikir, “Sebenarnya lagu ini ditulis untuk
siapa?”
Kadang-kadang, ada satu atau dua lagu yang mampu menarik
perhatian saya (dan juga perhatian para member lainnya) karena liriknya
bagus (tidak harus rumit) dan maknanya tersampaikan. Namun, lebih
seringnya yang terjadi adalah liriknya masih terasa sangat “mentah”, dan
musiknya kurang menarik untuk didengar lebih lanjut (sampai saya
kadang-kadang berhenti mendengar lagunya sebelum selesai).
Berangkat dari pengalaman, menurut saya satu cara untuk
menghindari hal ini adalah dengan menulis lagu untuk orang lain.
Artinya, kata-kata yang Anda tulis bukan sekedar untuk memuaskan diri
Anda, tapi Anda juga berpikir apakah kata-kata ini bisa dipahami oleh
orang lain? Apakah kata-kata ini menceritakan apa yang dialami orang
lain dalam hidup mereka?
Ketika Anda menulis lagu untuk diri sendiri (tanpa
memikirkan kebutuhan orang lain atau pendengar Anda), yaa satu-satunya
orang yang tertarik mendengar lagu Anda adalah diri sendiri juga.
Cobalah gunakan kedua pertanyaan di atas untuk menilai apakah lagu Anda
bisa menarik perhatian pendengar atau tidak.
4. Tidak berantakan secara emosional (tersusun secara rapi)
Setelah mendengarkan dan menganalisa beberapa lagu
member Klub Menulis Lagu, selain krtieria nomor tiga, kriteria ini
adalah salah satu yang paling sering dilanggar. Seringkali lirik yang
disusun oleh member terasa berantakan secara emosional.
Maksud berantakan disini adalah alur jalan ceritanya
lompat-lompat atau tidak nyambung antara satu bagian dengan bagian
lainnya. Perpindahan dari satu ‘adegan’ ke adegan lainnya masih terasa
terpotong-potong. Efeknya ke pendengar adalah lagunya terdengar
“merengek” atau “mengeluh” sehingga mereka jadi tidak tertarik.
Sebenarnya, cara untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan mengandalkan logika. Dengan menilai hasil lirik Anda dan
melihatnya dari segi logika, Anda bisa menilai apakah secara logika,
alur jalan ceritanya nyambung atau masih terputus-putus.
Contohnya, ambillah lirik sebagai berikut, yang ditulis oleh member Nini Syalala:
CHORUS
kembalilah kasih
Jangan kau lepaskan cintamu seperti ini
Sesulit apapun telah kita lewati
Demi kasih ini
Haruskah berakhir begini
kembalilah kasih
Jangan kau lepaskan cintamu seperti ini
Sesulit apapun telah kita lewati
Demi kasih ini
Haruskah berakhir begini
Saya kemudian menyarankan lirik yang diedit seperti berikut:
CHORUS
Kembalilah Kasih
Jangan kau lepaskan cintamu
Setelah semua yang kita lewati
Haruskah berakhir seperti ini?
Kembalilah Kasih
Jangan kau lepaskan cintamu
Setelah semua yang kita lewati
Haruskah berakhir seperti ini?
Kenapa saya melakukan edit seperti di atas? Karena
setelah emosi “ragu-ragu” di verse, emosi di chorus adalah “meminta
kepastian”, oleh karena itu penggunaan “Kembalilah Kasih” di awal chorus
sudah pas (memberikan kesan membujuk yang paling kuat) dan didukung
dengan jumlah baris yang simetris (4).
Dengan memerhatikan apakah lirik Anda sudah rapi secara
emosional (memiliki runutan logika yang benar), Anda bisa menyampaikan
makna yang lebih kuat, sehingga bobotnya lebih terasa dan lebih menarik
bagi pendengar Anda.
5. Mampu membuat pendengar berkata, “Lagu ini gue banget!”
Ini sebenarnya adalah sasaran utama lagu yang ditulis
untuk jadi komersial. Kata-kata “Lagu ini gue banget!” adalah
penghargaan yang tertinggi yang bisa diberikan seorang pendengar kepada
pembuat lagunya (selain artis dan musisi yang menampilkannya, tentunya).
Agar sasaran ini tercapai, keempat kriteria lirik
sempurna yang sebelumnya harus terpenuhi semua. Itu pun baru dari segi
penulisan lirik, belum dari segi cara lagu itu ditampilkan atau
dimainkan, dan belum lagi memperhitungkan kepiawaian para musisi (bila
dibawakan di atas panggung) atau kemampuan tim produksi di studio (bila
direkam di studio).
Ketika pendengar sudah merasakan bahwa lagu Anda gue banget,
maka nilai komersial lagu Anda di mata pendengar tersebut menjadi
sangat tinggi. Disini, pendengar bisa berupa artis yang Anda tawarkan
untuk jadi penyanyi lagu Anda, atau orang awam yang mendengar lagu band
Anda – bahkan bisa juga produser label rekaman yang sedang mendengar
demo lagu Anda.
Siapapun yang Anda hendak capai dengan lagu Anda, Anda harus bisa membuatnya merasa lagu Anda dia banget.
Dengan cara ini, akan menjadi jauh lebih mudah bagi Anda untuk menjual
lagu Anda, atau untuk menawarkan diri menjadi songwriter yang terikat
kontrak di label rekaman, bila itu memang tujuan Anda.
Kesimpulan:
Saat menulis tutorial ini, tujuan saya adalah sekedar
menjelaskan definisi lirik secara dasar. Namun, dalam penelitian saya,
ternyata saya menemukan definisi lirik yang sangat luar biasa dari Prof.
Gary Ewer yang kemudian saya rangkum dan kembangkan menjadi 5 kriteria
di atas.
Saya mencantumkannya disini sekali lagi:
- Bisa menyampaikan maknanya dengan cara yang ringkas
- Bobotnya bergantung kepada tujuan lagu (apakah ingin bermakna dalam atau dangkal)
- Mampu menarik pendengar untuk mendengar dan terus mendengar
- Tidak berantakan secara emosional (tersusun secara rapi)
- Mampu membuat pendengar berkata, “Lagu ini gue banget!”
Untuk mencapai kelima kriteria tersebut bukanlah
pekerjaan mudah, dan bukan juga pekerjaan yang “sekali jadi”. Anda harus
terus menerus menempa kemampuan Anda sebagai pembuat lagu, dan selalu
mencari cara bagaimana karya Anda bisa terus lebih baik dari yang
sebelumnya.
Kelima kriteria ini lebih merupakan “filosofi” dari
membuat lagu (bukan sekedar teknik), jadi upayakan untuk memahaminya
betul-betul. Memiliki pemahaman yang kuat akan filosofi ini akan sangat
membantu dalam perjalanan karir Anda sebagai pembuat lagu.
Selangkah demi selangkah, Anda pasti bisa menjadi lebih
baik. Dengan memahami definisi lirik secara dasar, Anda pasti bisa
membuat lagu yang lebih komersial dan juga anti kebingungan ketika harus
mencari kata-kata yang pas untuk lirik lagu Anda. Gunakanlah panduan 5
kriteria lagu tersebut untuk memandu Anda saat membuat lagu Anda yang
berikutnya!
Sumber: Mahirmenulislagu.com